[sunting] Etimologi
Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya:- “Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.(75:17-75:18)
[sunting] Terminologi
Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:“Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.
Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas"
Dengan definisi tersebut di atas sebagaimana dipercayai Muslim, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al-Qur’an seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang diturunkan kepada umat Nabi Isa AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak termasuk Al-Qur’an.
[sunting] Jaminan Tentang Kemurnian Al-Quran dan Bukti-Buktinya
Kemurnian Kitab Al-Quran ini dijamin langsung oleh Allah, yaitu Dzat yang menciptakan dan menurunkan Al-Quran itu sendiri. Dan pada kenyataannya kita bisa melihat, satu-satu kitab yang mudah dipelajari bahkan sampai dihafal oleh beribu-ribu umat Islam.[sunting] Nama-nama lain Al-Qur'an
Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain yang digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur'an itu sendiri. Berikut adalah nama-nama tersebut dan ayat yang mencantumkannya:
|
|
[sunting] Struktur dan pembagian Al-Qur'an
[sunting] Surat, ayat dan ruku'
Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr dan Al-‘Așr. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau topik tertentu.[sunting] Makkiyah dan Madaniyah
Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah.Surat yang turun di Makkah pada umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia. Sedangkan yang turun di Madinah pada umumnya suratnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya (syari'ah). Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini lebih tepat, sebab ada surat Madaniyah yang turun di Mekkah.[rujukan?]
[sunting] Juz dan manzil
Dalam skema pembagian lain, Al-Qur'an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur'an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.[sunting] Menurut ukuran surat
Kemudian dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada didalam Al-Qur’an terbagi menjadi empat bagian, yaitu:- As Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-A’raaf, Al-An’aam, Al Maa-idah dan Yunus
- Al Miuun (seratus ayat lebih), seperti Hud, Yusuf, Mu'min dan sebagainya
- Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-Anfaal, Al-Hijr dan sebagainya
- Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan sebagainya
[sunting] Sejarah Al-Qur'an hingga berbentuk mushaf
Al-Qur'an memberikan dorongan yang besar untuk mempelajari sejarah dengan secara adil, objektif dan tidak memihak[2]. Dengan demikian tradisi sains Islam sepenuhnya mengambil inspirasi dari Al-Qur'an, sehingga umat Muslim mampu membuat sistematika penulisan sejarah yang lebih mendekati landasan penanggalan astronomis.[sunting] Penurunan Al-Qur'an
Al-Qur'an tidak turun sekaligus. Al-Qur'an turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Oleh para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.[sunting] Penulisan Al-Qur'an dan perkembangannya
Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) Al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Kemudian transformasinya menjadi teks yang dijumpai saat ini selesai dilakukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan.[sunting] Pengumpulan Al-Qur'an di masa Rasullulah SAW
Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.[sunting] Pengumpulan Al-Qur'an di masa Khulafaur Rasyidin
[sunting] Pada masa pemerintahan Abu Bakar
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah yang juga istri Nabi Muhammad SAW.[sunting] Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standarisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur'an.Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih:
- Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."
[sunting] Upaya penerjemahan dan penafsiran Al Qur'an
Upaya-upaya untuk mengetahui isi dan maksud Al Qur'an telah menghasilkan proses penerjemahan (literal) dan penafsiran (lebih dalam, mengupas makna) dalam berbagai bahasa. Namun demikian hasil usaha tersebut dianggap sebatas usaha manusia dan bukan usaha untuk menduplikasi atau menggantikan teks yang asli dalam bahasa Arab. Kedudukan terjemahan dan tafsir yang dihasilkan tidak sama dengan Al-Qur'an itu sendiri.[sunting] Terjemahan
Terjemahan Al-Qur'an adalah hasil usaha penerjemahan secara literal teks Al-Qur'an yang tidak dibarengi dengan usaha interpretasi lebih jauh. Terjemahan secara literal tidak boleh dianggap sebagai arti sesungguhnya dari Al-Qur'an. Sebab Al-Qur'an menggunakan suatu lafazh dengan berbagai gaya dan untuk suatu maksud yang bervariasi; kadang-kadang untuk arti hakiki, kadang-kadang pula untuk arti majazi (kiasan) atau arti dan maksud lainnya. Terjemahan dalam bahasa Indonesia di antaranya dilaksanakan oleh:
| Terjemahan dalam bahasa daerah Indonesia di antaranya dilaksanakan oleh:
|
[sunting] Tafsir
Upaya penafsiran Al-Qur'an telah berkembang sejak semasa hidupnya Nabi Muhammad, saat itu para sahabat tinggal menanyakan kepada sang Nabi jika memerlukan penjelasan atas ayat tertentu. Kemudian setelah wafatnya Nabi Muhammad hingga saat ini usaha menggali lebih dalam ayat-ayat Al-Qur'an terus berlanjut. Pendekatan (metodologi) yang digunakan juga beragam, mulai dari metode analitik, tematik, hingga perbandingan antar ayat. Corak yang dihasilkan juga beragam, terdapat tafsir dengan corak sastra-bahasa, sastra-budaya, filsafat dan teologis bahkan corak ilmiah.[sunting] Adab Terhadap Al-Qur'an
Ada dua pendapat mengenai hukum menyentuh Al-Qur'an terhadap seseorang yang sedang junub, perempuan haid dan nifas. Pendapat pertama mengatakan bahwa jika seseorang sedang mengalami kondisi tersebut tidak boleh menyentuh Al-Qur'an sebelum bersuci. Sedangkan pendapat kedua mengatakan boleh dan sah saja untuk menyentuh Al-Qur'an, karena tidak ada dalil yang menguatkannya.[3][sunting] Pendapat pertama
Sebelum menyentuh sebuah mushaf Al-Qur'an, seorang Muslim dianjurkan untuk menyucikan dirinya terlebih dahulu dengan berwudhu. Hal ini berdasarkan tradisi dan interpretasi secara literal dari surat Al Waaqi'ah ayat 77 hingga 79.- Terjemahannya antara lain:56-77. Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, 56-78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), 56-79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (56:77-56:79)
[sunting] Pendapat kedua
Pendapat kedua mengatakan bahwa yang dimaksud oleh surat Al Waaqi'ah di atas ialah: "Tidak ada yang dapat menyentuh Al-Qur’an yang ada di Lauhul Mahfudz sebagaimana ditegaskan oleh ayat yang sebelumnya (ayat 78) kecuali para Malaikat yang telah disucikan oleh Allah." Pendapat ini adalah tafsir dari Ibnu Abbas dan lain-lain sebagaimana telah diterangkan oleh Al-Hafidzh Ibnu Katsir di tafsirnya. Bukanlah yang dimaksud bahwa tidak boleh menyentuh atau memegang Al-Qur’an kecuali orang yang bersih dari hadats besar dan hadats kecil.Pendapat kedua ini menyatakan bahwa jikalau memang benar demikian maksudnya tentang firman Allah di atas, maka artinya akan menjadi: Tidak ada yang menyentuh Al-Qur’an kecuali mereka yang suci/bersih, yakni dengan bentuk faa’il (subyek/pelaku) bukan maf’ul (obyek). Kenyataannya Allah berfirman : Tidak ada yang menyentuhnya (Al-Qur’an) kecuali mereka yang telah disucikan, yakni dengan bentuk maf’ul (obyek) bukan sebagai faa’il (subyek).
“Tidak ada yang menyentuh Al-Qur’an kecuali orang yang suci” [4]Yang dimaksud oleh hadits di atas ialah : Tidak ada yang menyentuh Al-Qur’an kecuali orang mu’min, karena orang mu’min itu suci tidak najis sebagaimana sabda Muhammad. “Sesungguhnya orang mu’min itu tidak najis”[5]
[sunting] Hubungan dengan kitab-kitab lain
Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Muhammad SAW dalam agama Islam (Taurat, Zabur, Injil, lembaran Ibrahim), Al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut. Berikut adalah pernyataan Al-Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut:- Bahwa Al-Qur'an menuntut kepercayaan ummat Islam terhadap eksistensi kitab-kitab tersebut. QS(2:4)
- Bahwa Al-Qur'an diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab sebelumnya. QS(5:48)
- Bahwa Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara ummat-ummat rasul yang berbeda. QS(16:63-64)
- Bahwa Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat cerita-cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang dimiliki baik oleh Yahudi dan Kristen.
[sunting] Referensi
- ^ Al-A'zami, M.M., (2005), Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu sampai Kompilasi, (terj.), Jakarta: Gema Insani Press, ISBN 979-561-937-3.
- ^ Rahman, A., (2007), Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran: Rujukan Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah dalam Al-Quran, (terj.), Bandung: Penerbit Mizania, ISBN 979-8394-43-7
- ^ www.almanhaj.or.id Hukum Menyentuh Atau Memegang Al-Qur'an Bagi Orang Junub, Wanita Haid Dan Nifas (diakses pada 8 Juli 2010)
- ^ Shahih riwayat Daruquthni dari jalan Amr bin Hazm. Dan dari jalan Hakim bin Hizaam diriwayatkan oleh Daruquthni, Hakim, Thabrani di kitabnya Mu’jam Kabir dan Mu’jam Ausath dan lain-lain. Dan dari jalan Ibnu Umar diriwayatkan oleh Daruquthni dan lain-lain. Dan dari jalan Utsman bin Abil Aash diriwayatkan oleh Thabrani di Mu’jam Kabir dan lain-lain. Irwaa-ul Ghalil no. 122 oleh Syaikhul Imam Al-Albani. Beliau telah mentakhrij hadits di atas dan menyatakannya shahih.
- ^ Shahih riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad dan lain-lain dari jalan Abu Hurairah, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpaiku di salah satu jalan dari jalan-jalan yang ada di Madinah, sedangkan aku dalam keadaan junub, lalu aku menyingkir pergi dan segera aku mandi kemudian aku datang (menemui beliau), lalu beliau bersabda, “Kemana engkau tadi wahai Abu Hurairah?” Jawabku, “Aku tadi dalam keadaan junub, maka aku tidak suka duduk bersamamu dalam keadaan tidak bersih (suci)”. Maka beliau bersabda, “Subhanallah! Sesungguhnya orang mu’min itu tidak najis” (Dalam riwayat yang lain beliau bersabda, “Sesungguhnya orang muslim itu tidak najis”).
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai: |
Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan Al-Qur'an |
[sunting] Daftar kepustakaan
- Departemen Agama Republik Indonesia -- Al-Qur'an dan Terjemahannya.
- Baidan, Nashruddin. 2003. Perkembangan Tafsir Al Qur'an di Indonesia. Solo. Tiga Serangkai.
- Baltaji, Muhammad. 2005. Metodologi Ijtihad Umar bin Al Khatab. (terjemahan H. Masturi Irham, Lc). Jakarta. Khalifa.
- Faridl, Miftah dan Syihabudin, Agus --Al-Qur'an, Sumber Hukum Islam yang Pertama, Penerbit Pustaka, Bandung, 1989 M.
- Ichwan, Muhammad Nor. 2001. Memasuki Dunia Al-Qur’an. Semarang. Lubuk Raya.
- ------------------------------. 2004.Tafsir 'Ilmy: Memahami Al Qur'an Melalui Pendekatan Sains Modern. Yogyakarta. Menara Kudus.
- Ilyas, Yunahar. 1997. Feminisme dalam Kajian Tafsir Al-Qur'an Klasik dan Kontemporer. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
- al Khuli, Amin dan Nasr Hamid Abu Zayd. 2004. Metode Tafsir Sastra. (terjemahan Khairon Nahdiyyin). Yogyakarta. Adab Press.
- al Mahali, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As Suyuthi,2001, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Azbabun Nuzul Jilid 4 (terj oleh Bahrun Abu Bakar, Lc), Bandung, Sinar Algesindo.
- Qardawi, Yusuf. 2003. Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur’an. (terjemahan: Kathur Suhardi). Jakarta. Pustaka Al-Kautsar.
- al-Qattan, Manna Khalil. 2001. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an. Jakarta. Lentera Antar Nusa.
- al-Qaththan, Syaikh Manna' Khalil. 2006. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an (Mahabits fi 'Ulum Al Qur'an). Terjemahan: H. Aunur Rafiq El-Mazni, Lc, MA. Jakarta. Pustaka Al-Kautsar.
- ash-Shabuny, Muhammad Aly. 1996. Pengantar Studi Al-Qur'an (at-Tibyan) (terjemahan: Moch. Chudlori Umar dan Moh. Matsna HS). Bandung. al-Ma’arif.
- ash Shiddieqy,Teungku Muhammad Hasbi. 2002, Ilmu-ilmu Al Qur'an: Ilmu-ilmu Pokok dalam Menafsirkan Al Qur'an,Semarang, Pustaka Rizki Putra
- Shihab, Muhammad Quraish. 1993. Membumikan Al-Qur'an. Bandung. Mizan.
- -----------------------------------. 2002. Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an Jilid 1. Jakarta. Lentera hati.
- Wahid, Marzuki. 2005. Studi Al Qur'an Kontemporer: Perspektif Islam dan Barat. Bandung. Pustaka Setia.
[sunting] Lihat pula
[sunting] Pranala luar
- Teks Al-Qur'an dalam 36+ bahasa, termasuk bahasa Indonesia
- Al-Qur'an Search Engine SE Mesin Pencari Al-Qur'an dalam berbagai bahasa (Albanian, Bosnian, Dutch, English, EnglishQaribullah, EnglishShakir, French, German, Indonesia, Italian, Japanese, Spanien, Swahili)
- Online Quran Project list over 100+ translation in 25 different languages.
- Translation of the Meanings of The Noble Quran in 10 languages - Indonesian, Urdu, Spanish, French, English, German, Russian, Chinese, Greek, Turkish
- www.ifran-ul-Quran.com Read, Listen to, Search, Download English & Urdu translations of holy Quran by Dr Muhammad Tahir-ul-Qadri
- (ar) Animasi flash Al Quran
- (id) Quran Terjemah Indonesia
- (id) Quran Terjemah Indonesia
- (id) Bermacam artikel ada disini
- (ms) Kamus Istilah Al Qur'an
- (en) Faizani.com Terjemahan Al-Quran dalam bahasa Inggris.
- (id) Eramuslim, Sejarah Penulisan Al-Quran : Siapa yang Melakukan, Mengapa dan Bagaimana
- (en) Brief History of Compilation of the Qur'an, University of Southern California - Muslim Student Association
- (en) Proyek Zekr software open source Al Qur'an berbasis java
- (id) Media Muslim INFO, Mushhaf al-Qur'an Yang Sudah Rusak dan Hukum Membaca Al-Qur'an secara Bersama-sama
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Aspek kebahasaan
Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar triliteral s-l-m, dan didapat dari tatabahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari al-Qur’an. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam..."[7] Ayat lain menghubungkan Islām dan dīn (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."[8] Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan.[9]Secara etimologis kata Islam diturunkan dari akar kata yang sama dengan kata salām yang berarti “damai”. Kata 'Muslim' (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islām, kata tersebut berarti “orang yang berserah diri kepada Allah" dalam bahasa Indonesia.
[sunting] Kepercayaan
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "Laa ilaha illallah, Muhammadar Rasulullah" - yang berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan al-Qur'an kepada Muhammad sebagai Khataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi) dan menganggap bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber fundamental Islam.[10] Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan monoteistik dari Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.[11]
Umat Islam juga meyakini al-Qur'an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman dalam suatu ayat.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil dan suhuf para nabi-nabi yang lain) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya.[12] Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Umat Islam juga meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah agama tauhid, dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni imannya) maka menjadikannya seorang muslim.[13][14] Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli Kitab atau Ahlul Kitab.
Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, Sunni (85%) dan Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga di sebagian besar Afrika dan Asia. Komunitas besar juga ditemui di Cina, Semenanjung Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim tinggal di negara-negara Arab,[15] 30% di subbenua India dan 15.6% di Indonesia, negara Muslim terbesar berdasar populasi.[16]
[sunting] Lima Rukun Islam
Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya digalakkan untuk memegang Lima Rukun Islam, yaitu lima pilar yang menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas.[17] Tambahan dari Lima Rukun, hukum Islam (syariah) telah membangun tradisi perintah yang telah menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari hal praktikal seperti kehalalan, perbankan, jihad dan zakat.[18]Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:
- Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Allah.
- Mendirikan salat wajib lima kali sehari.
- Berpuasa pada bulan Ramadan.
- Membayar zakat.
- Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.
[sunting] Enam Rukun Iman
Muslim juga mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara yaitu:- Iman kepada Allah
- Iman kepada malaikat Allah
- Iman kepada Kitab Allāh (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur dan suhuf)
- Iman kepada nabi dan rasul Allah
- Iman kepada hari kiamat
- Iman kepada qada dan qadar
[sunting] Ajaran Islam
Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, Sunni (85%) dan Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga di sebahagian besar Afrika dan Asia. Komunitas besar juga ditemui di Cina, Semenanjung Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim tinggal di negara-negara Arab,[19] 30% di subbenua India dan 15.6% di Indonesia, adalah negara Muslim terbesar berdasarkan populasinya.[20]Negara dengan mayoritas pemeluk Islam Sunni adalah Indonesia, Arab Saudi, dan Pakistan sedangkan negara dengan mayoritas Islam Syi'ah adalah Iran dan Irak. Doktrin antara Sunni dan Syi'ah berbeda pada masalah imamah (kepemimpinan) dan peletakan Ahlul Bait (keluarga keturunan Muhammad). Namun secara umum, baik Sunni maupun Syi'ah percaya pada rukun Islam dan rukun iman walaupun dengan terminologi yang berbeda.
[sunting] Allah
Konsep Islam teologikal fundamental ialah tauhid-kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah Allāh; kebanyakan ilmuwan[rujukan?] percaya kata Allah didapat dari penyingkatan dari kata al- (si) dan ʾilāh ' (dewa, bentuk maskulin), bermaksud "Tuhan" (al-ilāh '), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari Arami Alāhā.[21] Kata Allah juga adalah kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari ho theos dari Perjanjian Baru dan Septuaginta. Yang pertama dari Lima Rukun Islam, tauhid dituangkan dalam syahadat (pengakuan), yaitu bersaksi:“ | لا إله إلا الله محمد رسول الله Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah | ” |
- Katakanlah: "Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
- Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
- Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
- dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
- "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat". (Asy-Syu'ara' [42]:11)
- "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku". (Ta Ha [20]:14)
Mengutip al-Qur'an, An-Nisa' [4]:71:
- "Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu mengatakan :"Tuhan itu tiga", berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa. Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara".
[sunting] Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M. Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.[22]
Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara menghitung).[23] Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita).
Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur'an ataupun hasil usaha mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu sendiri.
[sunting] Nabi Muhammad S.A.W
Muhammad (570-632) adalah nabi terakhir dalam ajaran Islam dimana mengakui kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai seorang muslim (lihat syahadat). Dalam Islam Muhammad tidak diposisikan sebagai seorang pembawa ajaran baru, melainkan merupakan penutup dari rangkaian nabi-nabi yang diturunkan sebelumnya.Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang Nabi, Muhammad dalam pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap perkataan dan perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal dari seorang muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah hadits yakni kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad. Hadits adalah teks utama (sumber hukum) kedua Islam setelah Al Qur'an.
[sunting] Sejarah
[sunting] Masa sebelum kedatangan Islam
Jazirah Arab sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan perlintasan perdagangan dalam Jalan Sutera yang menjadikan satu antara Indo Eropa dengan kawasan Asia di timur. Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala dan ada sebagian yang merupakan pengikut agama-agama Kristen dan Yahudi. Mekkah adalah tempat yang suci bagi bangsa Arab ketika itu, karena di sana terdapat berhala-berhala agama mereka, telaga Zamzam, dan yang terpenting adalah Ka'bah. Masyarakat ini disebut pula Jahiliyah atau dalam artian lain bodoh. Bodoh disini bukan dalam intelegensianya namun dalam pemikiran moral. Warga Quraisy terkenal dengan masyarakat yang suka berpuisi. Mereka menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan disaat berkumpul di tempat-tempat ramai.[sunting] Masa awal
Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi.Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571 masehi). Ia dilahirkan ditengah-tengah suku Quraish pada zaman jahiliyah, dalam kehidupan suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah berhala. Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya Abdullah wafat ketika ia masih berada di dalam kandungan. Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia. Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu Abu Talib. Muhammad kemudian menikah dengan seorang janda bernama Siti Khadijah dan menjalani kehidupan secara sederhana.
Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya. Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.
Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.
Keunggulan diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.
[sunting] Khalifah Rasyidin
Khalifah Rasyidin atau Khulafaur Rasyidin memilki arti pemimpin yang baik diawali dengan kepemimpinan Abu Bakar, dan dilanjutkan oleh kepemimpinan Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib. Pada masa ini umat Islam mencapai kestabilan politik dan ekonomi. Abu Bakar memperkuat dasar-dasar kenegaraan umat Islam dan mengatasi pemberontakan beberapa suku-suku Arab yang terjadi setelah meninggalnya Muhammad. Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib berhasil memimpin balatentara dan kaum Muslimin pada umumnya untuk mendakwahkan Islam, terutama ke Syam, Mesir, dan Irak. Dengan takluknya negeri-negeri tersebut, banyak harta rampasan perang dan wilayah kekuasaan yang dapat diraih oleh umat Islam.[sunting] Masa kekhalifahan selanjutnya
Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan ke tangan dengan pemimpinnya yang juga disebut "khalifah", atau kadang-kadang "amirul mukminin", "sultan", dan sebagainya. Pada periode ini khalifah tidak lagi ditentukan berdasarkan orang yang terbaik di kalangan umat Islam, melainkan secara turun-temurun dalam satu dinasti (bahasa Arab: bani) sehingga banyak yang menyamakannya dengan kerajaan; misalnya kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah, hingga Bani Utsmaniyyah.Besarnya kekuasaan kekhalifahan Islam telah menjadikannya salah satu kekuatan politik yang terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu. Timbulnya tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung. Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada zaman keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.
Luasnya wilayah penyebaran agama Islam dan terpecahnya kekuasaan kekhalifahan yang sudah dimulai sejak abad ke-8, menyebabkan munculnya berbagai otoritas-otoritas kekuasaan terpisah yang berbentuk "kesultanan"; misalnya Kesultanan Safawi, Kesultanan Turki Seljuk, Kesultanan Mughal, Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka, yang telah menjadi kesultanan-kesultanan yang memiliki kekuasaan yang kuat dan terkenal di dunia. Meskipun memiliki kekuasaan terpisah, kesultanan-kesultanan tersebut secara nominal masih menghormati dan menganggap diri mereka bagian dari kekhalifahan Islam.
Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Kesultanan Utsmaniyyah (Kerajaan Ottoman) yang secara nominal dianggap sebagai kekhalifahan Islam terakhir, akhirnya tumbang selepas Perang Dunia I. Kerajaan ottoman pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad V. Karena dianggap kurang tegas oleh kaum pemuda Turki yang di pimpin oleh mustafa kemal pasha atau kemal attaturk, sistem kerajaan dirombak dan diganti menjadi republik.
[sunting] Demografi
Saat ini diperkirakan terdapat antara 1.250 juta hingga 1,4 milyar umat Muslim yang tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara Arab, 20% di Afrika, 20% di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatan yakni Pakistan, India dan Bangladesh. Populasi Muslim terbesar dalam satu negara dapat dijumpai di Indonesia. Populasi Muslim juga dapat ditemukan dalam jumlah yang signifikan di Republik Rakyat Cina, Amerika Serikat, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9% per tahun, sementara pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai 2,3%. Besaran ini menjadikan Islam sebagai agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. [1]. Beberapa pendapat menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya angka kelahiran di banyak negara Islam (enam dari sepuluh negara di dunia dengan angka kelahiran tertinggi di dunia adalah negara dengan mayoritas Muslim [2]. Namun belum lama ini, sebuah studi demografi telah menyatakan bahwa angka kelahiran negara Muslim menurun hingga ke tingkat negara Barat. [3]
[sunting] Tempat ibadah
Rumah ibadat umat Muslim disebut masjid atau mesjid. Ibadah yang biasa dilakukan di Masjid antara lain salat berjama'ah, ceramah agama, perayaan hari besar, diskusi agama, belajar mengaji (membaca Al-Qur'an) dan lain sebagainya.[sunting] Lihat pula
- Agama & Din
- Ar-Rabb , Al-Malik , Ilah
- Asma'ul Husna
- Bersuci dari hadas
- Cendekiawan Muslim
- Daftar topik agama Islam
- Hari Asyura
- Hidayatullah
- Isra' Mi'raj
- Jihad
- Kemurtadan
- Nabi Islam
- Perbankan syariah
- Puasa (Islam)
- Rasulullah
- Seni rupa Islam
- Shiratal Mustaqim
- Sunni & Syi'ah
- Ulama
- Waktu haram puasa
- Salafus Shalih
- Sejarah Islam di Indonesia
Topik Islam | |
Akidah | Haji | Puasa | Syahadat | Salat | Zakat | Tauhid |
---|---|
Tokoh Islam | Muhammad | Nabi-nabi | Ahlul Bait | Sahabat |
Teks dan peraturan | Al Qur'an | Fiqih | Hadist | Kalam | Sirah | Syari'ah |
Aliran | Sunni: Hanafi, Hambali, Maliki, Syafi'i | Syi'ah: Dua Belas Imam, Ismailiyah, Zaidiyah | Lain-lain: Ibadi, Khawarij, Murji'ah, Mu'taziliyah |
Gerakan Islam | Hizbut Tahrir | Ikhwanul Muslimin | Sufisme | Wahhabi | Salafiyah |
Negara Islam | di Afrika: Aljazair, Chad, Djibouti, Guinea, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Mesir, Nigeria, Sahara, Somalia, Senegal, Sudan, Tunisia | di Asia: Afganistan, Arab Saudi, Azerbaijan, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Indonesia, Irak, Iran, Kirgizstan, Kuwait, Malaysia, Maladewa, Lebanon, Oman, Pakistan, Suriah, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Uni Emirat Arab | di Eropa: Albania, Bosnia-Herzegovina, Kosovo, Turki |
Lainnya | Indeks artikel tentang Islam |
[sunting] Catatan kaki
- ^ Islam Basics: About Islam and American Muslim, Council on American-Islamic Relations (CAIR), Copyright © 2007.
- ^ Religions & Ethics: Islam at a glance, BBC - homepage, © MMVII.
- ^ "Major Religions of the World—Ranked by Number of Adherents" (HTML). http://www.adherents.com/Religions_By_Adherents.html#Islam. Diakses pada 3 Juli 2007.
- ^ USC-MSA Compendium of Muslim Texts
- ^ L. Gardet; J. Jomier "Islam". Encyclopaedia of Islam Online. Diakses pada 2007-05-02.
- ^ "Lane's lexicon". http://www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000137.pdf. Diakses pada 3 Juli 2007.
- ^ Qur'an 6:125, Qur'an 61:7, Qur'an 39:22
- ^ Qur'an 5:3, Qur'an 3:19, Qur'an 3:83
- ^ Lihat:
- Qur'an 9:74, Qur'an 49:14
- L. Gardet; J. Jomier "Islam". Encyclopaedia of Islam Online. Diakses pada 2007-05-02.
- ^ Lihat:
- Esposito (1996), p.41
- Ghamidi (2001): Sources of Islam
- ^ Lihat:
- Accad (2003): According to Ibn Taymiya, although only some Muslims accept the textual veracity of the entire Bible, most Muslims will grant the veracity of most of it.
- Esposito (1998), pp.6,12
- Esposito (2002b), pp.4-5
- F. E. Peters (2003), p.9
- F. Buhl; A. T. Welch "Muhammad". Encyclopedia of Islam Online. Diakses pada 2007-05-02.
- Hava Lazarus-Yafeh "Tahrif". Encyclopedia of Islam Online. Diakses pada 2007-05-02.
- ^ Lihat:
- ^ Lihat:
- ^ Surah Yunus 10:72 "...dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (Muslim)."
- ^ Lihat:
- Esposito (2002b), p.21
- Esposito (2004), pp.2,43
- ^ Lihat Demografi Islam
- ^ Esposito (2002b), p.17
- ^ Lihat:
- Esposito (2002b), pp.111,112,118
- "Shari'ah". Encyclopaedia Britannica Online. Diakses pada 2007-05-02.
- ^ Lihat:
- Esposito (2002b), p.21
- Esposito (2004), pp.2,43
- ^ Lihat [[Demografi Islam|]]
- ^ Lihat:
- "Islam and Christianity", Encyclopedia of Christianity (2001): Arabic-speaking Christians and Jews also refer to God as Allāh.
- L. Gardet "Allah". Encyclopaedia of Islam Online. Diakses pada 2007-05-02.
- ^ Al-Qaththan, Syaikh Manna' Khalil. Mahabits fi 'Ulum Al-Qur'an (Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an), Pustaka Al-Kautsar, 2006, Jakarta.
- ^ Nasr, Seyyed Hossein (2007). "Qur’an". Encyclopedia Britannica Online. Diakses pada 2007-11-4.
[sunting] Daftar pustaka
[sunting] Buku dan jurnal
- Accad, Martin (2003). "The Gospels in the Muslim Discourse of the Ninth to the Fourteenth Centuries: An Exegetical Inventorial Table (Part I)". Islam and Christian-Muslim Relations 14 (1). ISSN 0959-6410.
- Adil, Hajjah Amina; Shaykh Nazim Adil Al-Haqqani, Shaykh Muhammad Hisham Kabbani (2002). Muhammad: The Messenger of Islam. Islamic Supreme Council of America. ISBN 978-1-930409-11-8.
- Ahmed, Akbar (1999). Islam Today: A Short Introduction to the Muslim World (edisi ke-2.00). I. B. Tauris. ISBN 978-1-86064-257-9.
- Brockopp, Jonathan E. (2003). Islamic Ethics of Life: abortion, war and euthanasia. University of South Carolina press. ISBN 1-57003-471-0.
- Cohen-Mor, Dalya (2001). A Matter of Fate: The Concept of Fate in the Arab World as Reflected in Modern Arabic Literature. Oxford University Press. ISBN 0-19-513398-6.
- Curtis, Patricia A. (2005). A Guide to Food Laws and Regulations. Blackwell Publishing Professional. ISBN 978-0-8138-1946-4.
- Eglash, Ron (1999). African Fractals: Modern Computing and Indigenous Design. Rutgers University Press. ISBN 0-8135-2614-0.
- Ernst, Carl (2004). Following Muhammad: Rethinking Islam in the Contemporary World. University of North Carolina Press. ISBN 0-8078-5577-4.
- Esposito, John; John Obert Voll (1996). Islam and Democracy. Oxford University Press. ISBN 0-19-510816-7.
- Esposito, John (1998). Islam: The Straight Path (edisi ke-3rd). Oxford University Press. ISBN 978-0-19-511234-4.
- Esposito, John; Yvonne Yazbeck Haddad (2000a). Muslims on the Americanization Path?. Oxford University Press. ISBN 0-19-513526-1.
- Esposito, John (2000b). Oxford History of Islam. Oxford University Press. 978-0195107999.
- Esposito, John (2002a). Unholy War: Terror in the Name of Islam. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-516886-0.
- Esposito, John (2002b). What Everyone Needs to Know about Islam. Oxford University Press. ISBN 0-19-515713-3.
- Esposito, John (2003). The Oxford Dictionary of Islam. Oxford University Press. ISBN 0-19-512558-4.
- Esposito, John (2004). Islam: The Straight Path (edisi ke-3rd Rev Upd). Oxford University Press. ISBN 978-0-19-518266-8.
- Farah, Caesar (1994). Islam: Beliefs and Observances (edisi ke-5th). Barron's Educational Series. ISBN 978-0-8120-1853-0.
- Farah, Caesar (2003). Islam: Beliefs and Observances (edisi ke-7th). Barron's Educational Series. ISBN 978-0-7641-2226-2.
- Firestone, Rueven (1999). Jihad: The Origin of Holy War in Islam. Oxford University Press. ISBN 0-19-512580-0.
- Friedmann, Yohanan (2003). Tolerance and Coercion in Islam: Interfaith Relations in the Muslim Tradition. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-02699-4.
- Ghamidi, Javed (2001). Mizan. Dar al-Ishraq. OCLC 52901690.
- Goldschmidt, Jr., Arthur; Lawrence Davidson (2005). A Concise History of the Middle East (edisi ke-8th). Westview Press. ISBN 978-0-8133-4275-7.
- Griffith, Ruth Marie; Barbara Dianne Savage (2006). Women and Religion in the African Diaspora: Knowledge, Power, and Performance. Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-8370-9.
- Hawting, G. R. (2000). The First Dynasty of Islam: The Umayyad Caliphate AD 661–750. Routledge. ISBN 0-415-24073-5.
- Hedayetullah, Muhammad (2006). Dynamics of Islam: An Exposition. Trafford Publishing. ISBN 978-1-55369-842-5.
- Holt, P. M.; Bernard Lewis (1977a). Cambridge History of Islam, Vol. 1. Cambridge University Press. ISBN 0-521-29136-4.
- Holt, P. M.; Ann K. S. Lambton, Bernard Lewis (1977b). Cambridge History of Islam, Vol. 2. Cambridge University Press. ISBN 0-521-29137-2.
- Hourani, Albert; Ruthven, Malise (2003). A History of the Arab Peoples. Belknap Press; Revised edition. ISBN 978-0-674-01017-8.
- Humphreys, Stephen (2005). Between Memory and Desire. University of California Press. ISBN 0-520-24691-8.
- Kobeisy, Ahmed Nezar (2004). Counseling American Muslims: Understanding the Faith and Helping the People. Praeger Publishers. ISBN 978-0-313-32472-7.
- Koprulu, Mehmed Fuad; Leiser, Gary (1992). The Origins of the Ottoman Empire. SUNY Press. ISBN 0-7914-0819-1.
- Kramer, Martin (1987). Shi'Ism, Resistance, and Revolution. Westview Press. ISBN 978-0-8133-0453-3.
- Kugle, Scott Alan (2006). Rebel Between Spirit And Law: Ahmad Zarruq, Sainthood, And Authority in Islam. Indiana University Press. ISBN 0-253-34711-4.
- Lapidus, Ira (2002). A History of Islamic Societies (edisi ke-2nd). Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-77933-3.
- Lewis, Bernard (1984). The Jews of Islam. Routledge & Kegan Paul. ISBN 0-7102-0462-0.
- Lewis, Bernard (1993). The Arabs in History. Oxford University Press. ISBN 0-19-285258-2.
- Lewis, Bernard (1997). The Middle East. Scribner. ISBN 978-0-684-83280-7.
- Lewis, Bernard (2001). Islam in History: Ideas, People, and Events in the Middle East (edisi ke-2nd). Open Court. ISBN 978-0-8126-9518-2.
- Lewis, Bernard (2003). What Went Wrong?: The Clash Between Islam and Modernity in the Middle East (edisi ke-Reprint). Harper Perennial. ISBN 978-0-06-051605-5.
- Lewis, Bernard (2004). The Crisis of Islam: Holy War and Unholy Terror. Random House, Inc., New York. ISBN 978-0-8129-6785-2.
- Madelung, Wilferd (1996). The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate. Cambridge University Press. ISBN 0-521-64696-0.
- Malik, Jamal; John R Hinnells, Inc NetLibrary (2006). Sufism in the West. Routledge. ISBN 0-415-27408-7.
- Menski, Werner F. (2006). Comparative Law in a Global Context: The Legal Systems of Asia and Africa. Cambridge University Press. ISBN 0-521-85859-3.
- Mohammad, Noor (1985). "The Doctrine of Jihad: An Introduction". Journal of Law and Religion 3 (2).
- Momen, Moojan (1987). An Introduction to Shi`i Islam: The History and Doctrines of Twelver Shi`ism. Yale University Press. ISBN 978-0-300-03531-5.
- Nasr, Seyed Muhammad (1994). Our Religions: The Seven World Religions Introduced by Preeminent Scholars from Each Tradition (Chapter 7). HarperCollins. ISBN 0-06-067700-7.
- Novak, David (February 1999). "The Mind of Maimonides". First Things.
- Parrinder, Geoffrey (1971). World Religions: From Ancient History to the Present. Hamlyn Publishing Group Limited. ISBN 0-87196-129-6.
- Patton, Walter M. (April 1900). "The Doctrine of Freedom in the Korân". The American Journal of Semitic Languages and Literatures (Brill Academic Publishers) 16 (3). ISBN 90-04-10314-7.
- Peters, F. E. (1991). "The Quest for Historical Muhammad". International Journal of Middle East Studies.
- Peters, F. E. (2003). Islam: A Guide for Jews and Christians. Princeton University Press. ISBN 0-691-11553-2.
- Peters, Rudolph (1977). Jihad in Medieval and Modern Islam. Brill Academic Publishers. ISBN 90-04-04854-5.
- Ruthven, Malise (2005). Fundamentalism: The Search for Meaning. Oxford University Press. ISBN 0-19-280606-8.
- Sahas, Daniel J. (1997). John of Damascus on Islam: The Heresy of the Ishmaelites. Brill Academic Publishers. ISBN 978-90-04-03495-2.
- Sachedina, Abdulaziz (1998). The Just Ruler in Shi'ite Islam: The Comprehensive Authority of the Jurist in Imamite Jurisprudence. Oxford University Press US. ISBN 0-19-511915-0.
- Seibert, Robert F. (1994). "Review: Islam and the West: The Making of an Image (Norman Daniel)". Review of Religious Research 36 (1).
- Sells, Michael Anthony; Emran Qureshi (2003). The New Crusades: Constructing the Muslim Enemy. Columbia University Press. ISBN 0-231-12667-0.
- Smith, Jane I. (2006). The Islamic Understanding of Death and Resurrection. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-515649-2.
- Spencer, Robert (2005). The Myth of Islamic Tolerance: How Islamic Law Treats Non-Muslims. Prometheus Books. ISBN 978-1-59102-249-7.
- Stillman, Norman (1979). The Jews of Arab Lands: A History and Source Book. Philadelphia: Jewish Publication Society of America. ISBN 1-82760-198-1.
- Tabatabae, Sayyid Mohammad Hosayn; Seyyed Hossein Nasr (translator) (1979). Shi'ite Islam. Suny press. ISBN 0-87395-272-3.
- Tabatabae, Sayyid Mohammad Hosayn; R. Campbell (translator) (2002). Islamic teachings: An Overview and a Glance at the Life of the Holy Prophet of Islam. Green Gold. ISBN 0-922817-00-6.
- Teece, Geoff (2003). Religion in Focus: Islam. Franklin Watts Ltd. ISBN 978-0-7496-4796-4.
- Trimingham, John Spencer (1998). The Sufi Orders in Islam. Oxford University Press. ISBN 0-19-512058-2.
- Tritton, Arthur S. (1970) [1930]. The Caliphs and their Non-Muslim Subjects: A Critical Study of the Covenant of Umar. London: Frank Cass Publisher. ISBN 0-7146-1996-5.
- Turner, Colin (2006). Islam: the Basics. Routledge (UK). ISBN 0-415-34106-X.
- Turner, Bryan S. (1998). Weber and Islam. Routledge (UK). ISBN 0-415-17458-9.
- Waines, David (2003). An Introduction to Islam. Cambridge University Press. ISBN 0-521-53906-4.
- Warraq, Ibn (2000). The Quest for Historical Muhammad. Prometheus. ISBN 978-1-57392-787-1.
- Warraq, Ibn (2003). Leaving Islam: Apostates Speak Out. Prometheus. ISBN 1-59102-068-9.
- Watt, W. Montgomery (1973). The Formative Period of Islamic Thought. University Press Edinburgh. ISBN 0-85-224254-X.
- Watt, W. Montgomery (1974). Muhammad: Prophet and Statesman (edisi ke-New). Oxford University Press. ISBN 0-19-881078-4.
- Weiss, Bernard G. (2002). Studies in Islamic Legal Theory. Boston: Brill Academic publishers. ISBN 90-04-12066-1.
- Williams, John Alden (1994). The Word of Islam. University of Texas Press. ISBN 0-292-79076-7.
- Williams, Mary E. (2000). The Middle East. Greenhaven Pr. ISBN 0-7377-0133-1.
[sunting] Ensiklopedia
- Berkshire Encyclopedia of World History. (2005). Ed. William H. McNeill, Jerry H. Bentley, David Christian. Berkshire Publishing Group. ISBN 978-0-9743091-0-1.
- Catholic Encyclopedia. (1910). Ed. Gabriel Oussani.
- The Columbia Encyclopedia (6th). (2000). Ed. Paul Lagasse, Lora Goldman, Archie Hobson, Susan R. Norton. Gale Group. ISBN 978-1-59339-236-9.
- Encyclopaedia Britannica Online. Encyclopaedia Britannica, Inc..
- Encyclopedia of Christianity (1st). (2001). Ed. Erwin Fahlbusch, William Geoffrey Bromiley. Eerdmans Publishing Company, and Brill. ISBN 0-8028-2414-5.
- Encyclopedia of Christianity (1st). (2005). Ed. John Bowden. Oxford University Press. ISBN 0-19-522393-4.
- Encyclopedia of the Future. (1995). Ed. George Thomas Kurian, Graham T. T. Molitor. MacMillan Reference Books. ISBN 978-0-02-897205-3.
- Encyclopaedia of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912.
- Encyclopedia of Islam and the Muslim World. (2003). Ed. Richard C. Martin, Said Amir Arjomand, Marcia Hermansen, Abdulkader Tayob, Rochelle Davis, John Obert Voll. MacMillan Reference Books. ISBN 978-0-02-865603-8.
- Encyclopaedia of the Qur'an Online. Ed. Jane Dammen McAuliffe. Brill Academic Publishers.
- Encyclopedia of Religion (2nd). (2005). Ed. Lindsay Jones. MacMillan Reference Books. ISBN 978-0-02-865733-2.
- Encyclopedia of Religious Rites, Rituals, and Festivals (1st). (2004). Ed. Salamone Frank. Routledge. ISBN 978-0-415-94180-8.
- The Encyclopedia of World History Online (6th). (2000). Ed. Peter N. Stearns. Bartleby.
- Medieval Islamic Civilization: An Encyclopedia. (2005). Ed. Josef W. Meri. Routledge. ISBN 0-415-96690-6.
- Merriam-Webster's Encyclopedia of World Religions. (1999). Ed. Wendy Doniger. Merriam-Webster. ISBN 0-87779-044-2.
- New Encyclopedia of Islam: A Revised Edition of the Concise Encyclopedia of Islam. (2003). Ed. Glasse Cyril. AltaMira Press. ISSN 978-0759101906.
- Routledge Encyclopedia of Philosophy (1st). (1998). Ed. Edward Craig. Routledge. ISBN 978-0-415-07310-3.
[sunting] Bacaan lebih lanjut
- Arberry, A. J. (1996). The Koran Interpreted: A Translation (edisi ke-1st). Touchstone. ISBN 978-0-684-82507-6.
- Hawting, Gerald R. (2000). The First Dynasty of Islam: The Umayyard Caliphate AD 661–750. Routledge. ISBN 0-415-24072-7.
- Khan, Muhammad Muhsin; Al-Hilali Khan, Muhammad Taqi-ud-Din (1999). Noble Quran (edisi ke-1st). Dar-us-Salam Publications. ISBN 978-9960-740-79-9.
- Kramer (ed.), Martin (1999). The Jewish Discovery of Islam: Studies in Honor of Bernard Lewis. Syracuse University. ISBN 978-965-224-040-8.
- Kuban, Dogan (1974). Muslim Religious Architecture. Brill Academic Publishers. ISBN 90-04-03813-2.
- Lewis, Bernard (1993). Islam in History: Ideas, People, and Events in the Middle East. Open Court. ISBN 978-0-8126-9217-4.
- Lewis, Bernard (1994). Islam and the West. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-509061-1.
- Lewis, Bernard (1996). Cultures in Conflict: Christians, Muslims, and Jews in the Age of Discovery. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-510283-3.
- Mubarkpuri, Saifur-Rahman (2002). The Sealed Nectar: Biography of the Prophet. Dar-us-Salam Publications. ISBN 978-1-59144-071-0.
- Najeebabadi, Akbar Shah (2001). History of Islam. Dar-us-Salam Publications. ISBN 978-1-59144-034-5.
- Nigosian, S. A. (2004). Islam: Its History, Teaching, and Practices (edisi ke-New Edition). Indiana University Press. ISBN 978-0-253-21627-4.
- Rahman, Fazlur (1979). Islam (edisi ke-2nd). University of Chicago Press. ISBN 0-226-70281-2.
- Walker, Benjamin (1998). Foundations of Islam: The Making of a World Faith. Peter Owen Publishers. ISBN 978-0-7206-1038-3.
[sunting] Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai: |
Wikibooks memiliki buku bertajuk |
- (id) Majelis Ulama Indonesia (MUI)
- (id) Portal Informasi Halal & Ekonomi Syariah MUI - Halal Guide
- (id) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
- (id) Pusat Kajian Islam
- (id) Studi Informasi Alam Islami (SINAI)
- (id) Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah (BAZIS) DKI Jakarta
- (de) Islam di Eropa Barat
- (id) Ensiklopedia Islam
- (id) Media Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar